China dalam kondisi genting dan mencekam. Sebuah virus corona baru muncul di kota Wuhan awal tahun ini. Virus corona ini masih satu jenis dengan yang menyebabkan SARS 17 tahun silam.
Virus ini menyerang sistem pernafasan manusia. Gejala awalnya mirip seperti flu biasa yang diawali dengan demam, pusing, batuk, pilek, radang tenggorokan dan badan lemas. Namun seiring berjalannya waktu virus ini menyebabkan pneumonia ganas yang mematikan.
Berdasarkan laporan terbaru CNBC Internasional, jumlah kasus yang tercatat sudah mencapai 847 kasus. Sebanyak 26 di antaranya meninggal dunia. Korban pertama yang meninggal akibat virus ini adalah seorang pria berusia 61 tahun di Wuhan 9 Januari lalu.
Virus ini kini telah menyebar ke berbagai belahan dunia. Sumber penyebaran virus ini selalu sama, yaitu dari orang yang dalam waktu dekat bepergian ke China. Negara lain yang sudah melaporkan temuan kasus ini antara lain Jepang, Korea Selatan, Hong Kong, Macao, Thailand, Vietnam, Taiwan dan AS.
Kebanyakan kasus ditemukan di China. Negeri Panda itu menyumbang kasus terbanyak hingga 830 kasus. Hal ini membuat pemerintah China mengambil tindakan untuk mengkarantina kota Wuhan dan beberapa kota-kota lain.
Adapun 10 kota yang dikarantina termasuk di dalamnya adalah Huanggang, Xiantao, Ezhou, Qianjiang, Zhijiang, Chibi dan Lichuan. Segala akses transportasi umum ditutup. Transportasi umum di Wuhan ditutup sejak 23 Januari dan setiap orang diminta untuk tak bepergian.
Isolasi ini membuat sektor transportasi dan pariwisata di China menjadi terganggu. Akibatnya permintaan minyak bisa turun jika terus merebak. Goldman Sachs dalam risetnya menyebutkan bahwa jika kejadian ini terus berlarut-larut dan makin parah maka kebutuhan minyak dapat terpangkas hingga 260.000 barel per hari (bpd).
Dalam riset lain, Bank investasi global JP Morgan mengatakan jika virus ini jadi pandemi seperti SARS pada 2002-2003 maka harga minyak bisa turun. "Kami memperkirakan, harga (minyak) akan tertekan hingga US$ 5 per barel jika krisis ini berkembang menjadi seperti epidemik SARS" tulisnya
Merebaknya virus ini telah membuat harga minyak terkoreksi sepekan terakhir. Brent telah terkoreksi 6,4% week on week (wow). Sementara minyak mentah kontrak acuan AS yakni WTI terpangkas lebih dalam hingga 7,2% (wow).
Sementara beralih ke sisi produksi, masih belum jelas apakah organisasi negara pengekspor minyak dan koleganya (OPEC+) akan memangkas lagi produksi minyaknya. Namun menteri energi Arab yaitu Pangeran Abdulaziz bin Salman mengatakan bahwa saat ini OPEC+ terbuka untuk segala kemungkinan dan baru akan diputuskan pada pertemuan Maret nanti.
Sebagai catatan, OPEC+ menggelar pertemuan pada awal bulan lalu dan memutuskan untuk memangkas produksi minyak lebih dalam menjadi 1,7 juta bpd dari sebelumnya 1,2 juta bpd. Kebijakan ini mulai berlaku awal tahun ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg)
"buat" - Google Berita
January 25, 2020 at 12:32PM
https://ift.tt/2RU7Egy
Ganasnya Serangan Virus Corona Buat Harga Minyak Ambles - CNBC Indonesia
"buat" - Google Berita
https://ift.tt/2STObOS
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Ganasnya Serangan Virus Corona Buat Harga Minyak Ambles - CNBC Indonesia"
Post a Comment