
Jakarta, CNBC Indonesia - Tensi antara Amerika Serikat (AS) dengan Iran sementara mereda menyusul sikap Presiden Trump yang tidak mengedepankan pendekatan militer dan lebih memilih pendekatan ekonomi.
"Fakta bahwa kita memiliki militer dan peralatan hebat, kita tidak berarti harus menggunakannya. Kita tidak ingin menggunakannya. Kekuatan Amerika, baik militer maupun ekonomi, adalah pencegah terbaik," tegasnya.
Peristiwa aksi serangan balasan Iran selepas terbunuhnya Jenderal Iran Qasem Soleimani kini menyisakan pertanyaan atas jatuhnya pesawat Boeing milik Ukraina di Teheran, Iran, yang menewaskan 176 orang. Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, mengatakan pesawat tersebut kemungkinan dijatuhkan oleh rudal Iran.
Peristiwa tersebut merenggut 63 jiwa warga Kanada, sebagian besar warga negara Iran itu sendiri dan sebagian Ukraina termasuk kru pesawat yang hendak terbang menuju Kiev, Ukraina.
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengatakan pemerintahnya tidak akan beristirahat sampai negara tersebut mendapatkan penutupan, transparansi, akuntabilitas, dan keadilan atas peristiwa yang merenggut nyawa warganya.
Sebelumnya pada Kamis (9/1), seorang pejabat AS, mengutip sebuah tinjauan data satelit, mengatakan Washington telah menyimpulkan dengan tingkat kepastian yang tinggi bahwa rudal anti-pesawat menjatuhkan pesawat Boeing tersebut.
Pemerintah AS percaya Iran menembak jatuh pesawat itu secara tidak sengaja, seperti diungkap oleh tiga pejabat AS mengatakan kepada Reuters.
Data menunjukkan pesawat tersebut mengudara selama dua menit setelah meninggalkan Teheran bersamaan dengan tanda panas dari dua rudal permukaan-ke-udara yang terdeteksi, tegas salah satu satu pejabat mengatakan.
Berbicara kepada wartawan di Gedung Putih, Presiden AS Donald Trump mengatakan dia tidak percaya jatuhnya pesawat itu karena masalah mekanis. "Itu hal yang tragis. Tetapi di sisi lain seseorang bisa saja membuat kesalahan," kata Trump.
Secara umum tensi ketegangan AS-Iran mereda dan membawa bursa-bursa saham disebagian utama penjuru dunia menghijau, termasuk Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang menguat 48 poin (+0,78%) ke level 6.274 pada Kamis (9/1) kemarin.
Sementara rupiah juga ikut menguat di hadapan Dolar AS. Di pasar spot rupiah ditutup menguat 0,29% pada level Rp 13.845/US$.
Di pasar surat utang, rata-rata obligasi Pemerintah ditutup dengan penguatan. Seri acuan yang paling menguat adalah FR0081 yang bertenor 5 tahun dengan penurunan yield 6,6 basis poin (bps) menjadi 6,33%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.
Berikut data selengkapnya:
Yield Obligasi Negara Acuan 9 Jan'20 |
|||||
Seri |
Jatuh tempo |
Yield 8 Jan'20 (%) |
Yield 9 Jan'20 (%) |
Selisih (basis poin) |
Yield wajar PHEI 9 Jan'20 (%) |
FR0081 |
5 tahun |
6.396 |
6.33 |
-6.60 |
6.2904 |
FR0082 |
10 tahun |
7.07 |
7.018 |
-5.20 |
6.9972 |
FR0080 |
15 tahun |
7.438 |
7.415 |
-2.30 |
7.4061 |
FR0083 |
20 tahun |
7.554 |
7.541 |
-1.30 |
7.508 |
"buat" - Google Berita
January 10, 2020 at 07:25AM
https://ift.tt/2uAeQX3
AS-Iran Reda, Tapi Dugaan Boeing Dirudal Buat Kecemasan Baru - CNBC Indonesia
"buat" - Google Berita
https://ift.tt/2STObOS
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
Bagikan Berita Ini
0 Response to "AS-Iran Reda, Tapi Dugaan Boeing Dirudal Buat Kecemasan Baru - CNBC Indonesia"
Post a Comment