Search

Tekan Impor Alat Kesehatan dan Obat, Kemenristek Buat Prototipe - detikNews

Jakarta -

Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro mengatakan saat ini untuk menanggulangi wabah COVID-19, Indonesia masih harus impor 90% dari kebutuhan alat-alat kesehatan dan obat-obatan.

Untuk itu, pihaknya membentuk tim gabungan yang terdiri dari lembaga penelitian (LIPI dan BPPT), perguruan tinggi, rumah sakit, BUMN, dan pihak swasta untuk membuat prototipe alat kesehatan dan obat-obatan.

"Riset yang kami lakukan sampai prototipe, jadi dengan anggaran yang ada kami bisa mengembangkannya sampai prototipe yang kemudian bisa diuji oleh regulator dalam hal ini Kemenkes atau BPOM," ujar Bambang kepada detikcom baru-baru ini.

Selanjutnya jika prototipe sudah selesai, maka proses produksinya diserahkan kepada dunia industri atau Kementerian Kesehatan.

"Ketika sudah sampai tahap produksi, apalagi yang skala massal, maka tentunya itu membutuhkan dukungan dari dunia industri dan yang paling penting Kementerian Kesehatan sebagai user dari alat kesehatan maupun obat yang dikembangkan," lanjut Bambang.

Adapun prototipe alat kesehatan yang tengah diteliti antara lain ventilator dan test kit yang meliputi rapid test dan Polymerase Chain Reaction (PCR) yang digunakan untuk menguji benar tidaknya seseorang terinfeksi virus Corona.

Menurut Bambang, butuh SDM dalam jumlah banyak karena penelitian akan ditingkatkan yang tadinya menggunakan 270 sampel uji PCR per hari, saat ini akan menggunakan 1.000 sampel per hari. LIPI telah melakukan inisiatif dengan melakukan program Indonesia memanggil. Saat ini sudah ada 800 relawan calon petugas laboratorium yang tengah melakukan pelatihan terlebih dahulu.

Tim gabungan dari BPPT, ITB, dan UI juga tengah melakukan pengembangan alat kesehatan portable ventilator. Saat ini portable ventilator sedang dalam tahap pengujian akhir di Badan Pengamanan Fasilitas Kesehatan Kementerian Kesehatan.

"Khusus untuk yang BPPT, kalau nanti tanggal 24 sudah selesai pengujiannya, tanggal 25 sudah bisa langsung produksi," lanjut Bambang.

Untuk produksinya akan diserahkan ke 1 BUMN (PT Len) dan 1 pihak swasta yang dapat memproduksi 100 unit portable ventilator per minggu sehingga diperkirakan awal atau pertengahan bulan Mei, Indonesia sudah memiliki 200 portable ventilator pertama hasil produksi Indonesia.

Ada juga rapid test kit yang tengah dikembangkan oleh tim gabungan dari BPPT, UGM, dan 1 perusahaan yang sudah siap memproduksi 100 ribu rapid test untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor. Selain itu, beberapa alat kesehatan lain yang tengah dikembangkan adalah pemurni udara untuk APD tenaga medis dan face shield.

Selanjutnya, menurut Bambang, pembuatan vaksin membutuhkan waktu perkiraan 1 tahun. Ia berharap agar Indonesia sudah memiliki prototipe vaksin sendiri pada akhir Desember 2020 atau awal Januari 2021.

"Mudah-mudahan akhir Desember atau awal Februari kita sudah mempunyai prototipe vaksin dan memproduksinya," jelas Bambang.

Namun bila pihak luar menemukan vaksin, Bambang menyebut pihaknya tetap proaktif dengan menerima penelitian dari luar yang kemudian akan digunakan untuk memproduksi vaksin untuk masyarakat Indonesia.

Selain vaksin, beberapa suplemen berbahan dasar tanaman herbal di Indonesia yang digunakan untuk meningkatkan daya tahan tubuh juga tengah dilakukan uji klinis. Sedangkan obat-obatan seperti avigan dan klorokuin tengah dilakukan klinikal testing untuk mengetahui kecocokan obat dengan pasien COVID-19.

(akn/ega)

Let's block ads! (Why?)



"buat" - Google Berita
April 23, 2020 at 09:36AM
https://ift.tt/3bxM3mm

Tekan Impor Alat Kesehatan dan Obat, Kemenristek Buat Prototipe - detikNews
"buat" - Google Berita
https://ift.tt/2STObOS
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Tekan Impor Alat Kesehatan dan Obat, Kemenristek Buat Prototipe - detikNews"

Post a Comment

Powered by Blogger.