JAKARTA, KOMPAS.com - Efek Covid-19 menghantam kondisi pasar dalam negeri sepanjang pekan ini. Upaya mencetak pertumbuhan perekonomian yang lebih tinggi pun menjadi kian menantang di tahun 2020 ini.
Nilai tukar rupiah tercatat anjlok ke atas Rp 14.300 per dollar AS di pasar spot dan indeks saham mengalami koreksi ke level Rp 5.400-an akhir pekan ini, Jumat (28/2/2020).
Pemerintah telah menggelontorkan stimulus fiskal untuk menangkis potensi koreksi pertumbuhan ekonomi yang diprediksi bisa mencapai 0,3 persen. Artinya dengan basis pertumbuhan 5,02 persen tahun lalu, pertumbuhan ekonomi tahun ini bisa menurun ke level 4,7 persen.
Baca juga: Sektor Keuangan Indonesia Mulai Terdampak Virus Corona
Ekonom Samuel Sekuritas Ahmad Mikail Zaini menghitung, potensi koreksi pertumbuhan ekonomi yang dialami Indonesia bisa lebih besar lagi. Setiap 1 persen penurunan ekonomi China berdampak pada penurunan ekonomi Indonesia sebesar 0,58 persen.
"Kalau kuartal I ini China benar hanya bisa tumbuh 5,1 persen, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa jadi hanya 4,5 persen," kata Mikail, Jumat (28/2/2020).
Dengan sentimen global yang begitu berat, Mikail mengatakan tak banyak harapan bagi ekonomi untuk tumbuh mencapai target pemerintah yang ambisius pada level 5,3 persen.
Baca juga: Rupiah Terkapar, Ekonom: Kini Investor Yakin Corona Tak Mudah Diatasi
Dari sisi konsumsi rumah tangga, pertumbuhan sepanjang tahun ini diperkirakan hanya berkisar 4,8-4,9 persen.
"Inflasi bahan makanan masih dan akan semakin tinggi, terutama sekarang suplai dari China pun terhambat," kata dia.
Belanja pemerintah, di sisi lain, juga tak bisa diharapkan. Sebab, prospek penerimaan perpajakan tahun ini bisa jadi lebih buruk dari tahun lalu jika aktivitas ekonomi melemah akibat Corona.
Baca juga: Corona Bikin IHSG dan Rupiah Terkapar, Ini Kata Pemerintah
Sementara dari sisi investasi, ada harapan inisiatif Omnibus Law Cipta Kerja dari pemerintah bisa benar-benar efektif sehingga mendorong pertumbuhan investasi langsung asing (FDI) di dalam negeri hingga naik double-digit.
Namun jika ternyata tidak, Mikail memproyeksi pertumbuhan pengeluaran investasi hanya akan berada di kisaran 3,8 persen seiring dengan lesunya pertumbuhan kredit.
Baca juga: Garuda Enggan Komentari Rencana Istana Beli Pesawat Kepresidenan Lagi
Net ekspor, lanjut Mikail, diprediksi kembali terkontraksi sekitar -2 persen sejalan dengan prospek pelebaran defisit neraca dagang.
"Secara full-year, kami proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini pada level 4,85 persen. Namun jika Omnibus Law pun ternyata tidak terimplementasi, proyeksi pertumbuhan bisa lebih rendah lagi yaitu 4,6-4,7 persen," tandas Mikail. (Grace Olivia | Noverius Laoli)
Baca juga: Saat Sri Mulyani Gelisah Pikirkan Rencana Pindah Ibu Kota
Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: Pasar babak belur, prospek pertumbuhan ekonomi tahun ini kian berat
"buat" - Google Berita
February 28, 2020 at 10:30PM
https://ift.tt/2uDGPFA
Corona Buat Laju Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Kian Berat - Kompas.com - KOMPAS.com
"buat" - Google Berita
https://ift.tt/2STObOS
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Corona Buat Laju Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Kian Berat - Kompas.com - KOMPAS.com"
Post a Comment