GIANYAR, BALI EXPRESS - Sebanyak 142 biopori dibuat di areal suci Pura Puseh Desa Adat Peliatan, Kecamatan Ubud. Langkah itu dilakukan guna mengatasi sampah organik pemuspan setiap piodalan maupun hari suci lainnya. Biopori tersebut diharapkan dapat membuat nataran pura bersih dari sampah pemuspan.
Pembuatan biopori itu dipelopori oleh komunitas yang ada di desa setempat yakni Peliatan Ngogo (Pego). Koordinator Pego Community, I Wayan Sudiarta didampingi anggota komunitas lainnya menjelaskan, biopori di Pura Puseh Peliatan merupakan projek kedua. Sebelumnya sekitar 6 bulan lalu, dibuat sebanyak 143 biopori di Pura Dalem Puri Peliatan, Ubud. "Biopori di Pura Puseh Peliatan efektif mengatasi sampah organik sisa pamuspan pemedek. Per Galungan kemarin, sama sekali tidak ada sampah yang berserakan atau sampai dibawa keluar," jelasnya Minggu (23/2).
Pria yang juga dosen Seni Rupa Undiksha Singaraja ini menyampaikan, bersihnya nataran pura karena setiap pemedek sudah langsung memasukkan bunga, kwangen dan dupa organik usai sembahyang ke dalam lobang biopori. Terdapat sebanyak 117 lobang biopori di nataran pura dan 25 lagi di area perantenan. Jadi total ada 142 lobang biopori. Letaknya tepat pada nataran tempat pemedek sembahyang, sehingga cukup dari tempat duduk pemedek sudah bisa menjaga kebersihan.
Sudiarta menjelaskan biopori memiliki dua fungsi utama yakni resapan air dan komposter alami. Resapan air akan menjaga kelembaban tanah. Sebab saat ini cukup banyak permukaan tanah sudah dipaving, dibeton atau dibatu sikat. "Umumnya pura sekarang dipaving atau batu sikat sehingga air permukaan nyaris tidak ada. Kami sudah pengalaman pernah ngebor, tanah satu meter masih gembur kering, sehingga menambah semangat tim untuk memperbanyak lagi lobang biopori," jelasnya.
Selain di pura, komunitas itu juga memelopori pembuatan biopori di tempat umum dan sekolah. "Untuk di rumah sendiri, kami gugah pemilik rumah untuk membuat biopori. Rumah sikut satak misalnya, idealnya ada 40 sampai 50 lubang biopori," paparnya.
Dikatakan, di pura, selain menampung sisa pamuspan, biopori juga bisa menjadi tempat pembuangan sampah organik usai ngayah atau mebat. "Selama proses ngayah kan sudah pasti ada sampah, terutama yang organik bisa masuk. Kalau sampah plastik harus dipilah," imbuhnya.
Sementara untuk sampah plastik, Sudiarta menerapkan konsep ecobrick yakni memadatkan sampah plastik dalam sampah botol kemasan. Ecobrik yang terkumpul, kemudian bisa dijadikan sofa, kursi atau tembok. Pihaknya pun ingin ecobrik ini diterapkan di dunia pendidikan. Seperti yang diterapkan di SD se- Desa Peliatan. Setiap minggu anak-anak SD membawa satu ecobrick ke sekolah.
(bx/ade/man/JPR)
"buat" - Google Berita
February 23, 2020 at 11:33PM
https://ift.tt/2wGligc
Atasi Sampah Pemuspan, Pura Puseh Desa Peliatan Buat 142 Biopori - Jawa Pos
"buat" - Google Berita
https://ift.tt/2STObOS
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Atasi Sampah Pemuspan, Pura Puseh Desa Peliatan Buat 142 Biopori - Jawa Pos"
Post a Comment