Zoom menyatakan pada situs web dan dalam buku putih keamanannya bahwa perusahaan mendukung enkripsi end-to-end untuk layanan video rapatnya. Namun penelitian terbaru dari The Intercept mengungkapkan bahwa itu tidaklah benar.
Juru bicara dari Zoom mengkonfirmasi bahwa memang benar kalau aplikasinya saat ini belum bisa menerapkan fitur keamanan enkripsi end-to-end karena sesuatu dan lain hal.
"Saat ini, tidak mungkin untuk mengaktifkan enkripsi E2E untuk rapat video Zoom," katanya, seperti dilansir dari TheVerge, (1/4/2020).
Zoom memang menggunakan enkripsi TLS, standar yang sama dengan yang digunakan browser web untuk mengamankan situs web HTTPS. Dalam praktiknya, itu berarti data dienkripsi antara pengguna dan server Zoom, mirip dengan konten Gmail atau Facebook.
Namun perlu diketahui, enkripsi end-to-end mengacu pada perlindungan konten antar pengguna, bahkan, penyedia layanan tak bisa mengakses konten tersebut sama sekali. Seperti yang diterapkan oleh Signal dan WhatsApp.
Maka demikian, layanan video konferensi milik Zoom ini memiliki celah keamanan yang dapat digunakan bahkan perusahaan bisa mengakses data obrolan antar penggunanya.
Juru bicara Zoom menolak bahwa perusahaan menyesatkan penggunanya. Ia menjelaskan kalau aplikasi Zoom tetap aman digunakan dan perusahaan tidak akan mengakses baik video dan audio selama video konferensi berlangsung.
"Ketika kami menggunakan frasa 'End to End' dalam literatur kami yang lain, itu mengacu pada koneksi yang dienkripsi dari titik ujung ke titik ujung lainnya dari Zoom," ungkap Juru Bicara Zoom.
The Intercept melaporkan bahwa obrolan teks Zoom di dalam rapat tampaknya mendukung enkripsi end-to-end. Zoom mengaku, tidak memiliki kunci untuk membuka pesan tersebut.
Selain itu, Juru bicara Zoom memberi tahu bahwa perusahaan mengumpulkan data pengguna untuk keperluan peningkatan layanannya, termasuk alamat IP, detail OS, dan detail perangkat, dan tidak akan mengizinkan karyawan untuk mengakses konten rapat tertentu.
Ia juga mengatakan bahwa perusahaan tidak menjual data pengguna dalam bentuk apa pun. Namun, The Intercept menduga ada kemungkinan bahwa perusahaan dapat dipaksa untuk menyerahkan rekaman pertemuan video untuk proses hukum.
(roy/roy)
"buat" - Google Berita
April 01, 2020 at 05:41PM
https://ift.tt/39B0bcK
Ternyata Aplikasi Zoom Tak 100% Aman Buat Rapat Online - CNBC Indonesia
"buat" - Google Berita
https://ift.tt/2STObOS
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Ternyata Aplikasi Zoom Tak 100% Aman Buat Rapat Online - CNBC Indonesia"
Post a Comment