Direktur Kepabeanan Internasional dan Antar Lembaga (KIAL) DJBC Kemenkeu Syarif Hidayat mencatat nilai impor Indonesia dari China mencapai US$1,09 miliar pada 1 Desember 2019. Kemudian turun menjadi US$999 juta pada 1 Januari 2020.
Nilai impor kembali turun pada awal tahun seiring dengan meningkatnya kasus positif virus corona di China. Namun, penurunan nilai impor tidak terlalu drastis jelang perayaan tahun baru China alias Imlek yang jatuh pada 25 Januari 2020 lalu.
Kala itu, nilai impor barang-barang dari Negeri Tirai Bambu masih berkisar US$948 juta. Hanya saja, peningkatan jumlah kasus positif dan larangan terbang dari dan menuju China akhirnya menekan lalu lintas impor. Pada 28 Februari 2020, nilai impor Indonesia dari China hanya US$463 miliar. Artinya, jumlahnya turun sekitar 50 persen dalam kurun waktu satu bulan.
"Seharusnya setelah Imlek ada rebound (kenaikan), tapi sampai sekarang belum ada. Jadi dampak dari penyebaran virus corona sudah ada di realisasi impor dari China," ujar Syarif, Selasa (3/3).
Menurut Syarif, penurunan impor dari China terjadi pada berbagai jenis barang. Namun, yang cukup signifikan adalah peralatan mesin dan komputer.
"Penurunan impor dari China ini sudah terasa di industri di dalam negeri. Di Jawa Barat misalnya, sudah separuh dari mereka yang bahan bakunya kurang sekali dari China, mereka coba cari sumber lain," tuturnya.
Kendati begitu, sambungnya, penurunan impor sejatinya juga terjadi pada negara-negara lain, termasuk lima mitra dagang utama bagi Indonesia. Mereka adalah Jepang, Korea Selatan, Taiwan, Amerika Serikat, dan Singapura.Namun, nilai impor dari negara-negara tersebut masih naik pada periode tertentu. Data DJBC mencatat nilai impor dari lima negara itu mencapai kisaran US$1,2 miliar pada 1 Desember 2019.
Kemudian sempat naik menjadi US$1,24 miliar pada 1 Januari 2020. Lalu turun pada momen Imlek menjadi US$994 juta dan meningkat lagi menjadi US$1,16 miliar pada 28 Februari 2020.
Begitu pula dengan realisasi impor dari negara-negara lain di luar China dan lima mitra dagang utama. Kelompok ini mencatatkan nilai impor sebesar US$1,75 miliar pada 1 Desember 2019, lalu turun menjadi US$1,42 miliar pada 1 Januari 2020.
Nilai impor kemudian turun lagi menjadi US$1,38 miliar pada 25 Januari 2020. Namun, sedikit meningkat pada 28 Februari 2020 menjadi US$1,4 miliar.Sejalan dengan penurunan nilai impor, jumlah penumpang dari China yang melakukan lalu lintas ke Indonesia pun terus menurun. DJBC mencatat jumlah penumpang sebanyak 6.524 orang pada 30 Desember 2019.
Jumlah itu sempat naik jelang Imlek pada 25 Januari 2020 menjadi 7.792 orang. Namun, jumlah penumpang langsung anjlok separuhnya menjadi 3.645 orang pada 30 Januari 2020.
Kemudian, kembali turun drastis menjadi 550 orang pada 5 Februari 2020 saat pemerintah Indonesia mengeluarkan larangan penerbangan dari dan menuju China. Usai pelarangan, jumlah penumpang dari China yang masuk ke Indonesia hanya tinggal tiga orang pada 8 Februari 2020.
"Ini bukan direct dari China karena sudah tidak boleh, ini mungkin dari penerbangan transit, tapi dipastikan juga kesehatannya," imbuhnya.Ruang Bagi Ekspor
Kendati menurunkan nilai impor, kekhawatiran penyebaran virus corona di China rupanya masih memberi ruang bernapas bagi industri nasional berbasis ekspor. Hal ini tercermin dari fluktuasi nilai ekspor Indonesia menuju Negeri Panda itu.
Data DJBC mencatat nilai ekspor sebesar US$459 juta pada 1 Desember 2019. Jumlahnya sempat turun tipis ke US$447 juta pada 1 Januari 2020 akibat pola musiman jelang libur tahun baru.
Lalu, naik pada Imlek 25 Januari 2020 menjadi US$557 juta. Peningkatan nilai ekspor diduga guna memenuhi permintaan jelang Imlek di China dan peningkatan permintaan di tengah wabah virus corona.
Namun, nilai ekspor kembali turun pada 28 Februari 2020 menjadi US$506 juta. "Jadi sempat ada penurunan ekspor juga, tapi penurunan impor jauh lebih besar. Tapi setidaknya masih ada peningkatan ekspor pada waktu-waktu tertentu," ujarnya.
Syarif berharap nilai impor dan ekspor akan kembali normal selepas 8 Maret 2020 sejalan dengan rencana pemerintah China untuk mengembalikan operasional industri ke status normal usai tekanan wabah virus corona.
(ulf/sfr)"buat" - Google Berita
March 03, 2020 at 07:24PM
https://ift.tt/3cBMZay
Virus Corona Buat Impor dari China Anjlok 50 Persen - CNN Indonesia
"buat" - Google Berita
https://ift.tt/2STObOS
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Virus Corona Buat Impor dari China Anjlok 50 Persen - CNN Indonesia"
Post a Comment