Menyadari hal tersebut, tim Laboratorium Energi Terbarukan, Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD) Institut Teknologi Bandung (ITB) mengkampanyekan penggunaan kembali masker N-95 yang telah disterilkan melalui kabin sterilisasi.
Ketua tim Laboratorium Energi Terbarukan, FTMD-ITB Yuli Setyo Indartono mengatakan pengembangan kabin sterilisasi tersebut diharapkan mampu mensterilkan masker N-95 yang telah digunakan oleh tenaga medis.
Dia menjelaskan, kabin ini memiliki spesifikasi yaitu menggunakan teknologi ionisasi udara, penurun kelembapan udara, rak sterilisasi masker N-95, dengan dimensi kabin 1x1x2 m3.
"Kabin sterilisasi dibuat dengan tujuan untuk penggunaan kembali masker N-95 karena dengan jumlah pasien Covid-19 yang saat ini semakin bertambah. Di sisi lain, ketersediaan masker N95 bagi tenaga kesehatan, semakin sedikit," ujarnya dikutip dari laman resmi ITB.
Yuli mengatakan berdasarkan rekomendasi dari Kementerian Kesehatan, sterilisasi masker bisa dilakukan dengan beberapa cara. Pertama disimpan di kantong kertas dan dibiarkan selama 3-4 hari dengan prinsip kalau ada virus akan rusak karena tidak ada media untuk berkembang biak.Rekomendasi selanjutnya adalah bisa dipanaskan sampai 70 derajat Celcius di dalam oven, dan ketiga diberi uap panas. Metode yang tidak direkomendasikan untuk sterilisasi masker adalah dengan menggunakan sinar UV karena bisa merusak lapisan masker N-95.
"Perlu ada metode sterilisasi berbasis pengujian yang bisa menghancurkan bakteri dan virus, namun tidak menimbulkan kerusakan pada masker N-95. Maka kami tidak menggunakan sinar UV, dan tidak menggunakan pemanasan karena khawatir menyebabkan penurunan kualitas masker N-95," kata Yuli.
Supaya tidak merusak masker, maka proses sterilisasi dilakukan di temperatur kamar atau tidak dipanaskan.
"Kami menggunakan ionisasi udara. Dari berbagai penelitian ilmiah, ion negatif bisa merusak struktur bakteri dan virus. Kami juga menggunakan dehumidifier untuk menurunkan kelembapan udara. Jika kelembapan udara rendah, maka udara akan menyerap air dari masker. Tidak perlu memanaskan masker," jelasnya.
Kabin sterilisasi yang diciptakan tim ini kedap udara. Di dalamnya terdapat tiga komponen utama yaitu alat yang menghasilkan ion udara, kipas kecil, dan alat untuk menurunkan kelembapan udara. Kabin tersebut juga dipasang timer untuk mengatur waktu sterilisasi.Pada spesifikasi alat, selain menghasilkan ion, alat tersebut juga menghasilkan hidrogen peroksida. Proses sterilisasinya membutuhkan waktu sekitar dua jam.
Yuli menambahkan kemampuan alat ini mendekontaminasi bakteri telah diuji di Laboratorium Mikrobiologi di Sekolah Farmasi ITB. Hasil pengujian menunjukkan bahwa kabin ini mampu mendekontaminasi koloni bakteri Staphylococcus aureus dan E.coli pada permukaan kasa sebanyak 90 persen selama 90 menit.
Kabin Sterilisasi Masker N-95 ITB ini juga telah diserahkan kepada Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung untuk pengujian lebih lanjut. Selain RSHS, masih ada delapan rumah sakit lain yang juga telah meminta dikirim kabin sterilisasi.
Yuli berharap alat tersebut dapat membantu mempercepat proses sterilisasi masker N-95. Selain untuk masker, alat tersebut juga bisa mensterilkan berbagai APD yang re-usable. Namun desain saat ini dirancang untuk masker N-95.
(hyg/DAL)"buat" - Google Berita
April 23, 2020 at 05:12AM
https://ift.tt/3eI0Gpb
ITB Buat Kabin Sterilisasi Agar Masker N-95 Bisa Dipakai Lagi - CNN Indonesia
"buat" - Google Berita
https://ift.tt/2STObOS
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
Bagikan Berita Ini
0 Response to "ITB Buat Kabin Sterilisasi Agar Masker N-95 Bisa Dipakai Lagi - CNN Indonesia"
Post a Comment